Senin, 12 April 2010

Benarkah Mayoritas itu Pasti Benar?

Baru-baru ini aku berdialog di facebook dengan salah seorang teman. Dialog itu berawal saat seorang teman bertanya tentang sunni syiah. “Bukankah sunni dan syiah itu berbeda aqidah?” tanyanya.

Diskusi pun berjalan tidak seperti yang saya inginkan. Karena aku berharap dalam diskusi itu, masing-masing pihak mengajukan argumen dengan Al-Qur’an dan hadits, tetapi faktanya, lawan diskusiku tidak satupun mengutip ayat Al-Qur’an dan hadits sebagai landasan argumennya. Ia hanya berbicara soal kesesatan syiah, bahwa saya harus belajar dari ulama sunni, yang semuanya saya pikir lebih mengarah pada argumen ngawur.

Sampai pada akhirnya dia mengatakan bahwa jika Syiah itu benar, tentunya mayoritas umat Islam memeluk mazhab Syiah donk. Tetapi pada faktanya, jumlah umat Sunni lebih banyak, maka itulah yang benar.

Menurutku, dia telah terjebak pada pola pikir yang salah. Menganggap bahwa pihak yang benar itu adalah pihak yang memiliki jumlah massa yang banyak. Hampir mirip-mirip ama paham demokrasi. Yang paling banyak mendapatkan suara, itulah yang dianggap pantas untuk memimpin suatu komunitas, kelompok, atau negara.

Pola pikir seperti itu, tidaklah sesuai dengan Al-Qur’an. Karena pada faktanya, Al-Qur’an mengatakan bahwa hanya sedikit saja orang yang benar.

“…Sesungguhnya (Al Qur’an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (QS Huud ayat 17)

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang ke luar dari kampung halaman mereka, sedang mereka beribu-ribu (jumlahnya) karena takut mati; maka Allah berfirman kepada mereka: “Matilah kamu”, kemudian Allah menghidupkan mereka. Sesungguhnya Allah mempunyai karunia terhadap manusia tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. (QS Al-Baqarah 243)

“Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (QS Az-Zukhruf 78)

Jadi, mayoritas itu belum tentu benar. Bahkan menurut Al-Qur’an, hanya sedikit saja orang yang beriman, bersyukur, dan cinta terhadap kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar